MOS Harus Hindari Kontak Fisik
Masa Orientasi Siswa (MOS) kembali memakan korban. Kali ini, Aninda Puspita (16), siswi SMKN1 Pandak Bantul, Jumat (19/7) sore, meninggal dunia saat mengikuti MOS di sekolahnya.Sebelum peristiwa terjadi,warga Daleman, Gadingharjo, Sanden, Bantul,Yogyakarta ini sempat dihukum squat jumpkarena dinilai melakukan pelanggaran peraturan peserta MOS.
Hal ini turut mengundang perhatian dari Komisi X, yang membidangi pendidikan. Ketua Komisi X Agus Hermanto menyanyangkan hal ini sampai terjadi. Ia menilai, seharusnya MOS jangan sampai menggunakan kontak fisik.
“MOS harus menghindari kontak fisik. Ini kesalahan yang dibuat oleh penyelenggara. Penyelenggara harus bertanggung jawab, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat. Kedepannya, tidak boleh ada lagi kejadian seperti ini,” sesal Agus ketika dihubungi Tim Parle via telepon, Kamis (25/7).
Politisi Demokrat ini menilai sebenArnya tidak perlu ada MOS model seperti ini, sehingga ini harus benar-benar ditinjau. Ia menyarankan mungkin MOS bisa dengan membagi wawasan dan pengetahuan, melalui workshop atau seminar. Sehingga MOS dapat menambah wawasan siswa. Selain itu, tambahnya, juga bisa melalui olahraga ringan maupun kegiatan keagamaan seperti mengaji.
Menindaklanjuti kejadian ini, Agus berjanji ketika selesai reses nanti, Komisi X akan melakukan Rapat Kerja dengan Kemendikbud untuk membahas terkait dengan kejadian di Bantul ini, dan permasalahan lain yang ditemukan anggota dewan di dapil masing-masing.
“Komisi X akan melakukan peninjauan dengan Kemendikbud. Tidak boleh lagi terjadi seperti ini. Ini akan kami pertanyakan kepada Kemendikbud. Dan kami minta Mendikbud untuk menindaklanjuti secara serius,” tegas politisi dari Dapil Jawa Tengah I ini. (sf)foto:wy/parle